Recall Memory Dalam Psikologi
Ingatan merupakan alih bahasa dari memory. Maka dari itu
disamping ada yang menggunakan ingatan ada pula yang menggunakan istilah memori
sesuai dengan ucapan dari memory. Pada umumnya para ahli memandang ingatan
sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lalu.
Proses manusia memunculkan kembali tiap kejadian pengalaman
pada masa lalunya, membutuhkan kemampuan mengingat kembali yang baik. Dengan
adanya kemampuan mengingat pada manusia,maka ini menunjukan bahwa manusia mampu
menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang
dialaminya (Walgito 2004).
Menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang pernah
dialami, sama halnya dengan memunculkan kembali sesuatu yang pernah terjadi dan
tersimpan dalam ingatan.
Memori atau ingatan bukan merupakan suatu objek seperti mata,
tangan dan organ tubuh lainya.
De Porter & Hernacki (dalam Afiatin 2001) menjelaskan
bahwa memori atau ingatan adalah suatu kemampuan untuk mengingat apa yang telah
diketahui. Seseorang dapat mengingat sesuatu pengalaman yang telah terjadi atau
pengetahuan yang telah dipelajari pada masa lalu.
Kegiatan seseorang untuk memunculkan kembali atau mengingat
kembali pengetahuan yang dipelajarinya pada masa lalu dalam ilmu psikologi
disebut recall memory.
Untuk mengetahui bagaimana proses mengingat kembali itu
terjadi maka perlu diketahui bagaimana prosesnya manusia bisa menyimpan
informasi dalam ingatanya. Memori atau ingatan merupakan fungsi yang terlibat
dalam mengenang atau mengalami lagi pengalaman masa lalu.
Proses ingatan ini diukur dengan pengingatan (recall),
reproduksi, pengenalan (recognition) dan belajar-ulang (relearning)
(Chaplin,2005).
Selanjutnya menurut Richard Atkinson dan Richard Shiffrin
(dalam Matlin, 1998) memori adalah bagian penting dari semua proses kognitif,
karena informasi dapat disimpan hingga sewaktu-waktu digunakan. Dalam proses
mengingat informasi ada 3 tahapan yaitu memasukkan informasi (encoding),
penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval stage).
Lebih lanjut dijelaskan dengan menggunakan contoh, misalnya
: dalam sebuah pesta kita berkenalan dengan seseorang yang bernama Mira. Pagi
harinya kita bertemu lagi dan masih mengenalinya. Kita memasukkan nama Mira ke
dalam ingatan.
Tahapan ini disebut dengan encoding dimana kita mengubah
fenomena fisik (gelombang-gelombang suara) yang sesuai dengan nama yang
diucapkan (Mira) menjadi kode-kode yang diterima ingatan, dan kita menyimpanya
kedalam ingatan kita. Kita mempertahankan ingatan dari saat pesta hingga pagi
hari merupakan (storage).
Dan kita masih bisa mendapatkan dan mengenali bahwa orang
tersebut adalah Mira, merupakan tahapan mengingat kembali (retrieval stage)
sedangkan menurut Walgito (2004) mengingat kembali termasuk dari salah cara
untuk menimbulkan kembali ingatan yang disebut dengan to recall.
Pendapat Drever (dalam Walgito 2004) menjelaskan; memori
menurut pengertian secara umum dan teoritis adalah salah satu karakter yang
dimiliki oleh makhluk hidup, pengalaman berguna apa yang kita lupakan yang mana
mempengaruhi perilaku dan pengalaman yang akan datang, yang mana ingatan itu
bukan hanya meliputi recall (mengingat) dan recognition (mengenali) atau apa
yang disebut dengan menimbulkan kembali ingatan.
Lebih jelasnya Walgito (2004) menjelaskan bahwa ada dua cara
menimbulkan kembali informasi dalam ingatan, yaitu dapat ditempuh dengan (1)
mengingat kembali (to recall) dan (2) mengenal kembali (to recognize). Jadi
recall memory adalah kemampuan menimbulkan ingatan kembali dengan cara
mengingat kembali.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas maka
dapat diambil kesimpulan bahwa recall memory adalah kegiatan individu untuk
mengingat kembali informasi yang telah disimpan di dalam ingatannya.
Jenis-jenis Memory
Proses merecall memory atau mengingat kembali sebuah
informasi terkait erat dengan jenis memory atau ingatan yang akna dimunculkan
kembali. Dalam ilmu psikologi, memory atau ingatan menjadi pokok bahasan. Ada
beberapa tokoh yang membahas mengenai memory atau ingatan itu sendiri.
Salah satunya adalah :
Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (dalam Matlin, 1998)
mengajukan konsep memori yang dibedakan dalam tiga sistem penyimpanan
informasi, yaitu memori sensori (sensory memory), memori jangka pendek (short
term memory), dan memori jangka panjang (long term memory).
Etseem (dalam Ismoyo 2006) menjelaskan lebih lanjut mengenai
memori sensori. Memori sensori adalah suatu sistem memori yang dirancang untuk
menyimpan informasi yang diterima dari sel-sel reseptor dalam waktu yang amat
pendek.
Memori sensori mencatat informasi atau stimulus yang masuk
melalui salah satu atau kombinasi dari panca indera yaitu secara visual melalui
mata, pendengaran melalui telinga, bau melalui hidung, rasa melalui lidah, dan
rabaan melalui kulit.
Pengertian memori jangka pendek adalah salah satu proses
penyimpanan informasi yang bersifat sementara. Informasi yang disimpan dalam
memori jangka pendek berisi informasi yang terpilih dari memori sensori.
Kapasitas memori jangka pendek.
Jumlah informasi yang tersimpan dalam memori jangka pendek
lebih kecil bila dibandingkan dengan yang tersimpan dalam memori jangka panjang
Etseem (dalam Ismoyo 2006).
Pendapat senada juga dikemukakan oleh, Yacobs (dalam Solso
1995) yang mengadakan penelitian dengan menyebutkan beberapa angka pada
pendengar tanpa pola urutan tertentu, kemudian pendengar disuruh menulis
kembali kata-kata tersebut, ternyata yang dapat diingat hanya tujuh angka.
Dengan menggunakan tanda titik angka, kata dan lainnya
menunjukkan hasil yang sama yakni memori jangka pendek terbatas hanya 7 +/- 2
unit.
Davidoff (dalam Ismoyo,2006) menjelaskan bahwa memori jangka
panjang (long term memory). diartikan sebagai tempat penyimpanan informasi yang
bersifat permanen dibandingkan memori jangka pendek.
Memori jangka panjang disebut juga sebagai “gudang” atau
tempat penyimpanan informasi yang kapasitasnya tidak terbatas. Memori jangka
panjang memungkinkan manusia mengingat kembali informasi masa lalu dan
menggunakan informasi yang ada untuk mengerti apa yang terjadi sekarang.
Misalnya, nama individu sendiri, rasa jagung rebus, lagu
semasa kanak-kanak, dan abjad a-z merupakan bahan yang tersimpan dalam
penyimpanan memori jangka panjang.
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas maka dapat
diambil kesimpulan bawa jenis-jenis memori antara lain adalah memori sensori
(sensory memory), memori jangka pendek (short term memory), dan memori jangka
panjang (long term memory).
Tahap-tahap Memory (Ingatan)
Sebelum seseorang mengingat suatu informasi atau sebuah
kejadian dimasa lalu, ternyata ada beberapa tahapan yang harus dilalui ingatan
tersebut untuk bisa muncul kembali.
Atkinson (1983) berpendapat bahwa, para ahli psikologi membagi
tiga tahapan ingatan, yaitu:
1.
Memasukan pesan dalam ingatan (encoding).
2.
Penyimpanan ingatan (storage).
3.
Mengingat kembali(retrieval).
Walgito (2004), yang menjelaskan bahwa ada tiga tahapan
mengingat, yaitu mulai dari memasukkan informasi (learning), menyimpan
(retention), menimbulkan kembali (remembering). Lebih jelasnya lagi adalah
sebagai berikut:
a) Memasukkan (learning)
Cara memperoleh ingatan pada dasarnya dibagi menjadi dua,
yaitu :
1.
Secara sengaja ; bahwa sesorang dengan sengaja memasukkan
informasi, pengetahuan, pengalaman-pengalamanya kedalam ingatannya.
2.
Secara tidak disengaja ; bahwa sesorang secara
tidak sengaja memasukkan pengetahuan, pengalaman dan informasi ke dalam
ingatannya. Misalnya: jika gelas kaca terjatuh maka akan pecah. Informasi ini
disimpan sebagai pengertian-pengertian.
b) Menyimpan
Tahapan kedua dari ingatan adalah penyimpanan atau
(retention) apa yang telah dipelajari. Apa yang telah dipelajari biasanya akan
tersimpan dalam bentuk jejak-jejak (traces) dan bisa ditimbulkan kembali.
Jejak-jejak tersebut biasa juga disebut dengan memory traces.
Walaupun disimpan namun jika tidak sering digunakan maka
memory traces tersebut bisa sulit untuk ditimbulakn kembali bahkan juga hilang,
dan ini yang disebut dengan kelupaan.
c) Menimbulkan kembali
Menimbulkan kembali ingatan yang sudash disimpan dapat
ditempuh dengan (1) mengingat kembali (to recall) dan mengenal kembali (to
recognize).
Dari pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada
tiga tahap mengingat, yaitu tahap pemasukan informasi dan pesan-pesan kedalam
ingatan , tahap penyimpanan ingatan dan tahap mengingat kembali.
Daftar Pustaka
Afiatin, T. Belajar Pengalaman Untuk Meningkatkan Memori.
Anima, Indonesian Psychological Journal. 2001. Vol. 17. No. 1. 26-35.
Atkinson, R , Richard, A, Hilgard, E .2000. Pengantar
Psikologi. Jilid 1, Edisi 8. Penerjemah : Agus, D, Michael, A. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Chaplin, J. P. 2005. Kamus Lengkap Psikologi, Edisi 1,
Cetakan 10. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Ismoyo, Dina A.W. 2006. Pengaruh Musik Instrumental Terhadap
Memory Jangka Pendek. Skripsi. (Tidak Diterbitkan).
Matlin, M. W. 1998. Cognition. Fourth Edition. Florida :
Harcourt Brase & Company.