[
|
Disusun Oleh :
1.Muanawatul M (46113320017)
2.Ai Trisnawati (46113320009)
|
KATA
PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan yang telah memberikan
kekuatan kepada kami berdua untuk menyelesaikan makalah tentang “ Sensorimotor
“.
Kami sangat menyadari bahwa banyaknya kekurangan dalam makalah ini
baik dalam penulisan dan terutama sistimatikanya. Dengan segala keterbatasan
pengetahuan dan pemahaman kami, mohon dengan sangat kritik dan saran mengenai
makalah ini.
Tugas ini kami kerjakan dalam rangka memenuhi tugas dari Ibu Rizki
Dawanti, M.Psi, Psi dalam mata kuliah BioPsikologi. Terimakasih yang tidak
terhingga kepada beliau yang telah memberikan bimbingan kepada kami.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Bekasi, 28 Mei 2014
Penyusun, :
1.Muanawatul M (46113320017)
2.Ai Trisnawati (46113320009)
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
1.Pengertian
Sistem Sensorimotor
2.Tiga Prinsip
Fungsi Sensorimotor
3.Korteks Asosiasi
Sensorimotor
4.Korteks Motorik
Sekunder
5.Korteks Motorik
Primer
6.Serebelum dan
Ganglia Basalis
7.Jalur-Jalur
Motorik yang Mengalir dari-Atas-ke-Bawah
8.Sirkuit Spinal
Sensorimotor
9.Program-Program
Sensorimotor Sentral
Daftar
Pustaka
PENDAHULUAN
1.PENGERTIAN.
Sistem sensorimotor adalah sistem yang
bertanggung jawab untuk memproses informasi yang berhubungan dengan posisi
tubuh dalam melakukan gerakan.
Diibaratkan sebuah perusahaan besar yang
efisien yang dikendalikan oleh perintah-perintah yang turun kebawah melalui
tingkatan-tingkatan hierarki (berjenjang) dari yang paling tinggi yaitu presdir
ke tingkat terendah yaitu pekerja.
Komponen terdiri dari reseptor sensorik
pada sendi dan jaringan lunak yang mengirim sinyal ke otak melalui jalur saraf.
2.TIGA PRINSIP FUNGSI SENSORIMOTOR.
Korteks
Asosiasi
↓↑
Korteks Motorik Sekunder
↓↑
Korteks Motorik Primer
↓↑
Nuklei Motorik Batang Otak
↓↑
Otot- otot
Sistem Sensorimotor :
·
Terorganisasi Secara Hierarkis
·
Sistem hierarki yang bersifat
paralel dan terorganisasi secara fungsional.
·
Dikendalikan oleh
perintah-perintah yang turun kebawah melalui tingkat hierarki.Dari korteks
asosiasi (menyebutkan tujuan umum, bukan rencana tindakan spesifik, tidak
terlibat aktif dalam detail-detailnya) → otot-otot.
·
Sistem yang efisien bersifat paralel→sinyal mengalir diantara berbagai
tingkat melalui banyak jalur→korteks asosiasi dapat menerapkan kontrol atas
tingkat hierarki yang lebih rendah dengan lebih dari satu cara.
Contoh : Korteks asosiasi dapat
menghambat secara langsung refleks kedipan mata untuk memungkinkan masuknya
lensa kontak.
→Keunggulan organisasi
hierarkis →tingkat yang lebih tinggi dibiarkan bebas melakukan fungsi yang
lebih kompleks.
→Hierarki ditandai oleh segregasi fungsional→setiap tingkat hierarki
sensorimotor cenderung terdiri atas unit-unit (struktur-struktur neural)yang
berbeda dan masing-masing menjalankan tugas yang berbeda pula.
Perbedaan
antara sistem sensori dengan sistem sensorimotor adalah :
Sistem
sensori→→informasi primernya mengalir
naik melalui hierarki.
Sistem sensorimotor
→→mengalir turun.
Output Motorik Dipandu oleh Input
Sensori.
Modalitas sensori kita adalah sebagai
berikut :
Modalitas
Sensori
|
Reseptor
|
Alat Indera
|
Penglihatan
|
Sel batang dan kerucut
|
Mata
|
Pendengaran
|
Sel-sel rambut
|
Telinga,
Organ corti
|
Penciuman
|
Sel olfaktorius
|
Hidung
|
Kecap
|
Reseptor kecap/ papila kecap
|
Lidah
|
Percepatan
rotasional
|
Sel-sel rambut
|
Telinga/
kanalis semisiruler
|
Percepatan
linier
|
Sel-sel rambut
|
Telinga/
utrikulus dan sakulus
|
Raba, tekan
|
Ujung-ujung saraf
|
Variasi
|
Hangat
|
Ujung-ujung saraf
|
Variasi
|
Dingin
|
Ujung-ujung saraf
|
Variasi
|
→Penyesuaian dalam output motorik yang
sering terjadi, hal ini dimaksud sebagai respon umpan balik sensorik yang
terkontrol secara tak sadar oleh tingkat hierarki sensorimotor yang lebih
rendah tanpa keterlibatan tingkat-tingkat yang lebih tinggi.
→Mata, sistem organ, sistem saraf dan
persendian semuanya memantau respons anggota gerak tubuh dan mereka mengumpan
balikkan informasi itu kedalam sirkuit sensorimotor.Sensori arus balik ini
mempunyai peranan dalam mengarahkan kesinambungan berbagai respon yang
dihasilkan.
→Gerakan balistik (ballistic movements), gerakan-gerakan pendek, all or none, berkecepatan tinggi
seperti menepuk lalat, adalah salah satu
contoh respon yang tidak dipengaruhi umpan balik sensori (arus balik yang
dibawa oleh saraf-saraf somatosensori lengan).
Belajar Mengubah Sifat dan Lokus
Kontrol Sensorimotor.
Selama tahap-tahap awal belajar motorik ,
setiap respon individual dikerjakan dibawah kontrol yang disadari, seiring
dengan latihan yang kontinue respons individual tersebut menjadi terorganisasi
menjadi sekuensi-sekuensi tindakan yang terintegrasi secara berkesinambungan
yang mengalir lancar dan disesuaikan dengan umpan balik.Sensori tanpa regulasi
sadar.
3.KORTEKS ASOSIASI SENSORIMOTOR.
·
Berada dipuncak hierarki
sensorimotor
·
Terdapat 2daerah korteks
asosiasi sensorimotor utama yang masing-masing terdiri atas beberapa daerah
yang berbeda dan memiliki fungsi yang berbeda pula.
Korteks Asosiasi Pariental Posterior
·
Merupakan porsi neokorteks parietal
yang letaknya posterior terhadap korteks somatosensori primer.
·
Berperan penting dalam
mengintegrasi kedua macam informasi ini dan dalam mengarahkan perhatian.
·
Banyak output korteks parietal
posterior pergi ke daerah-daerah korteks motorik, yang berlokasi dikorteks
frontal, ke korteks asosiasi prefrontal dorsolateral, ke berbagai daerah
korteks motorik sekunder, dan ke medan mata frontal-sebuah daerah kecil korteks
prefrontal yang mengontrol gerakan-gerakan mata.
·
Bagian korteks ini terdiri atas
mosaik daerah-daerah kecil yang masing-masing terspesialisasi untuk memandu
gerakan mata, kepala, lengan, atau tangan tertentu.
Kerusakan
pada bagian korteks ini akan menyebabkan :
1.Defisit sensorimotor
2.Defisit dalam persepsi dan ingatan akan
hubungan-hubungan spasial
3.Defisit dalam meraih dan memegang secara
benar
4.Defisit dalam pengontrolan gerakan mata
dan pemusatan perhatian.
Dampak
kerusakan paling berat adalah :
5.Apraksia(gangguan
gerakan disengaja yang tidak dapat diatribusikan pada sebuah defisit motorik
sederhana,misalnya kelumpuhan/kelemahan)atau pada defisit apapun dalam
komprehensi atau motivasi. Apraksia sering disebabkan oleh kerusakan unilateral
pada lobus parietal posterior. Disebut
juga gangguan ketidakmampuan untuk melakukan tugas yang memerlukan ingatan atau
serangkaian gerakan.
6.Contralateral
neglect(gangguan untuk merespon stimuli pada satu sisi tubuh yang
berlawanan/kontralateral dengan sisi lesi otak,tanpa disertai adanya defisit
sensorik atau motorik sederhana).
Ciri-ciri penderitanya :
Berperilaku seakan-akan sisi kiri dunianya
tidak ada
Penderita tidak sadar bahwa ia sedang
mengalami masalah
Mengalami kesulitan dalam merespon hal-hal
yang berada disebelah kiri/ egosentric left.
Korteks Asosiasi Prefrontal
Dorsolateral
·
Menerima proyeksi dari korteks
parietal posterior dan mengirimkan ke daerah-daerah korteks motorik sekunder,
primer dan ke medan mata frontal.
·
Berperan dalam evaluasi stimuli
eksternal dan inisiasi reaksi-reaksi yang disengaja terhadapnya.
·
Properti-properti respons
neuron prefrontal dorsolateral menunjukkan bahwa keputusan untuk menginisiasi
gerakan yang disengaja dapat diambil didaerah korteks ini, tetapi bergantung
pada interaksi kritis dengan korteks parietal posterior.
4.KORTEKS MOTORIK SEKUNDER
·
Daerah- daerah Korteks Motorik
Sekunder adalah :
Daerah-daerah yang
menerima banyak inputnya dari korteks
asosiasi dan mengirimkan banyak outputnya ke korteks motorik primer.
·
Terdapat 2 daerah yaitu :
1.Daerah motorik suplementer
2.Daerah korteks premotorik.
·
Kedua daerah ini terlihat
dengan jelas dipermukaan lateral lobus frontal, tepat pada posisi anterior
terhadap korteks motorik primer.
·
Studi-studi pencitraan otak
fungsional mutakhir menunjukkan bahwa korteks motorik sekunder manusia mirip
dengan primata-primata lainnya.
·
Secara umum, daerah korteks ini
diduga terlibat dalam pemograman pola-pola gerakan tertentu setelah menerima
instruksi umum dari korteks prefrontal dorsolateral.
Mirror Neurons
·
Adalah neuron-neuron yang
menembak ketika seorang individu melakukan gerakan tangan tertentu yang mengarah ketujuan atau ketika ia
melihat gerakan mengarah tujuan yang sama yang dilakukan orang lain.
·
Diidentifikasi berkaitan dengan
mekanisme untuk kognisi sosial (pengetahuan tentang persepsi,ide dan intensi
orang lain)→memetakan tindakan orang lain kedalam repertoar tindakan sendiri
akan memfasilitasi pemahaman sosial,kerjasama dan imitasi/peniruan.
5.KORTEKS MOTORIK PRIMER
·
Korteks ini terletak di girus
prefrontal lobus frontal.
·
Merupakan titik konvergensi
utama dari sinyal-sinyal sensorimotor kortikal dan merupakan titik awal utama,
tetapi bukan satu-satunya, dari sinyal-sinyal sensorimotor dari korteks
serebral.
Pandangan Konvensional tentang Fungsi
Korteks Motorik Primer
Homonkulus
motorik, peta somatotopik korteks motorik primer manusia. Stimulasi terhadap
berbagai lokasi dikorteks motorik primer memicu gerakan-gerakan sederhana
dibagian-bagian tubuh yang diindikasikan.(Diadaptasi dari Penfield &
Rasmussen, 1952).
·
Sebagian besar korteks motorik
primer digunakan untuk mengontrol bagian-bagian tubuh yang mampu melakukan
gerakan-gerakan ruwet seperti tangan dan mulut.
·
Setiap lokasi dalam korteks ini
menerima umpan balik sensori dari reseptor-reseptor dalam otot dan persendian
yang dipengaruhi oleh lokasi tersebut.
·
Masing-masing neuron dalam
korteks ini diduga mengode arah gerakan→adanya penemuan bahwa setiap neuron
didaerah lengan korteks motorik primer menembak secara maksimal saat lengan
menjangkau kearah tertentu, masing-masing neuron memiliki arah preferensi yang
berbeda-beda.
·
Kesimpulannya →Setiap lokasi dikorteks
motorik primer mengontrol sebuah otot dibagian kontralateral tubuh dan →Setiap
neuron menghasilkan gerakan dengan arah tertentu.
Pandangan Saat Ini tentang Fungsi
Korteks Motorik Primer
→Contoh →Stimulasi terhadap lokasi secara
reliable menghasilkan respon menyuapkan makanan→Lengan terulur ke depan,
telapak tangan tertutup seolah olah memegang makanan lalu dibawa kemulut dan
akhirnya mulut terbuka.
→Organisasi somatotopik kasar→stimulasi
didaerah wajah cenderung membangkitkan gerakan wajah.
Sangat penting :
→Sinyal sinyal dari setiap lokasi dikorteks
motorik primer sangat divergen sehingga setiap titik tertentu memilki kemampuan
untuk membawa sebuah bagian tubuh (misalnya lengan) kelokasi target terlepas
dari posisi awalnya.
→Hal itu berarti bahwa sistem sensorimotor
memang plastis.
Poin kuncinya adalah rute yang diikuti sinyal sinyal neural dari daerah tertentu dikorteks
motorik primer sangat plastis dan diduga dapat ditentukan kapan saja oleh umpan
balik dari sistem somatosensori.
Efek-Efek Lesi Korteks Motorik Primer
Kerusakan ekstensif pada korteks ini dapat
mendisrupsi kemampuan pasien untuk menggerakkan salah satu bagian tubuhnya
(misal salah satu jarinya) secara independen, yang dapat mengakibatkan
astereognosa (defisit dalam stereognosis) dan dapat mengurangi kecepatan ,
keakuratan, dan kekuatan gerakan pasien.
6.SEREBELUM & GANGLIA BASALIS
·
Keduanya sangat penting, tetapi
bukan merupakan bagian utama jalur yang dilalui sinyal-sinyal yang turun
melalui hierarki sensorimotor.
·
Interkoneksi antara daerah
sensori dan motorik melalui serebelum dan ganglia basalis diduga mejadi salah
satu alasan mengapa kerusakan yang terjadi pada penghubung kortikal diantara
daerah korteks visual dan daerah motorik frontal tidak meniadakan respon-respon
yang dipandu secara visual.
1.Serebelum
·
Menerima informasi dari korteks
motorik primer dan sekunder, tentang sinyal-sinyal motorik yang turun dari
nuklei motorik batang otak, dan umpan balik dari respon-respon motorik melalui
sistem somatosensorik dan vestibuler.
·
Serebelum diduga ketiga sumber
input ini dan mengoreki gerakan-gerakan yang sedang berlangsung, yang meyimpang
dari sumber yang di inginkan→diyakini memainkan peranan utama ddalam belajar
motorik, khususnya dalam mempelajari sekuensi-sekuensi gerakan yang timingnya
merupakan faktor kritis.
·
Kerusakan serebelum, pasien
kehilangan kemampuannya untuk mengontrol secara tepat arah, kekuatan, kecepatan
dan amplitudo gerakan dan kemampuannya untuk mengadaptasikan berbagai pola
output motorik dengan kondisi yang berubah-ubah.Mereka kesulitan mempertahankan
postur tetap (misalnya berdiri) dan usaha
untuk melakukannya sering menimbulkan tremor.
2.Ganglia Basalis
·
Bagian ini tidak mengandung
neuron sebanyak serebelum, namun dalam arti tertentu mereka lebih kompleks.
·
Berbeda dengan serebelum yang
dioperasikan secara sistimatis dalam berbagai lobus, kolom, dan lapisan,
ganglia basalis merupakan sekumpulan nuklei heterogen yang saling terhubung
secara kompleks.
·
Seperti halnya serebelum,
ganglia basalis berperan dalam modulasi output motorik.
·
Diduga terlibat dalam berbagai
fungsi kognitif→dalam studi dengan tikus, ganglia basalis ditemukan
berpartisipasi dalam belajar melakukan respons habitual secara tepat, sebuah
tipe belajar respons yang ditandai dengan perkembangan secara gradual.
7.JALUR-JALUR MOTORIK YANG MENGALIR
DARI-ATAS KE-BAWAH
Sinyal-sinyal neural dikonduktasikan dari
korteks motorik primer ke neuron-neuron motorik sumsum tulang belakang melalui
4 jalur yang berbeda, 2jalur berjalan dari atas ke bawah didaerah dorsolateral sumsum tulang belakang dan
2 berjalan diatas ke bawah didaerah ventromedial
sumsum tulang belakang.
Traktus Kortikospinal Dorsolateral
dan Traktus Kortikorubrospinal Dorsolateral
Kelompok akson traktus kortikospinal dorsolateral adalah :
Sebuah kelompok akson berjalan turun dari
korteks motorik primer melalui medullary pyramids (piramida medularia), dua
tonjolan diatas permukaan sentral medula, lalu berdekusasi dan terus berjalan
turun dalam jaringan saraf spinal dorsolateral. Yang paling terkenal adalah sel-sel Betz.
Kelompok traktus kortikorubrospinal dorsolateral adalah :
Kelompok akson yang turun dari korteks
motorik primer bersinapsis di red nucleus otak tengah, lalu berdekusasi dan
berjalan turun melalui medula, yang sebagian diantaranya berakhir di nuklei
saraf kranial yang mengontrol otot ke wajah, dan sisanya berjalan turun diporsi
dorsolateral sumsum tulang belakang.
Traktus Kortikospinal Ventromedial
dan Traktus Korteks-Batang Otak-Sumsum Tulang Belakang Vendromedial.
Ada 2 divisi utama jalur motorik
ventromedial yaitu :
1.Langsung
/Traktus kortikospinal ventromedial
2.Tidak
langsung /Traktus korteks-batang otak-sumsuum tulang belakang yang terdiri
atas akson-akson korteks motorik yang masuk kedalam jaringan struktur-struktur
batang otak yang terdiri atas 4 bagian :
a.Tektrum
/ menerima informasi auditori dan visual tentang lokasi spesial
b. Nukleus
vestibuler / Menerima informasi tentang keseimbangan reseptor dikanal-kanal
semi sirkuler telinga dalam.
c. Formasi
retikuler / Berisi program motorik yang mengatur gerakan tipikal spesies
kompleks, misal berjalan dan berenang.
d. Nuklei
motorik / Saraf-saraf kranial yang mengontrol otot wajah.
Perbandingan
Kedua Jalur Motorik Dorsolateral dan Kedua Jalur Motorik Vendromedial.
No
|
Jalur
Dorsolateral
|
Jalur
Ventromedial
|
1
|
Kedua traktusnya berakhir diparuh kontralateral
disalah satu segmen sumsum tulang belakang→kadang-kadang langsung disebut
neuron motorik.
|
Kedua traktusnya jauh lebih terdifusi
|
2
|
Neuron motorik yang diaktifkan berproyeksi ke
otot-otot distal (otot-otot jari).
|
Neuron-neuron motorik yang diaktifkan berproyeksi ke
otot proksimal batang tubuh dan anggota badan (otot-oto pundak).
|
SIRKUIT SPINAL (SUMSUM TULANG
BELAKANG) SENSORIMOTOR
Menunjukkan kompleksitas yang cukup tinggi
dalam fungsinya, terlepas dari sinyal-sinyal yang datang dari otak.
OTOT-OTOT
Unit-unit
motorik adalah unit-uunit terkecil aktivitas
motorik
·
Setiap unit motorik terdiri atas
sebuah neuron motorik tunggal dan semua serabut otot skeletal individual yang
di inervasinya.
·
Sebuah otot skeletal terdiri
atas ratusan ribu serabut otot seperti benang yang dipersatukan dalam sebuah
selaput kuat dan diletakkan pada tulang oleh sebuah tendon.
·
Banyak otot skeletal yang tidak
jelas menjadi bagian dari mana fleksor atau ekstensor.
·
Fleksor bekerja untuk membengkokkan
atau melenturkan sendi, dan ekstensor bekerja untuk meluruskan atau
mengulurkannya.
·
Otot bisep dan trisep
masing-masing adalah fleksor dan ekstensor sendi siku.
·
Untuk memahami cara kerja otot,
penting disadari bahwa otot memiliki properti-properti mirip kabel yang elastis
dan fleksibel.
Organ-Organ Reseptor Tendon dan Otot
Aktivitas otot skeletal dipantau oleh 2
jenis reseptor yaitu organ-organ tendon golgi dan gelendong otot. Berikut
perbedaannya ;
Aspek Pembeda
|
Organ Tendon Golsi
|
Gelendong Otot/ muscle spindles
|
Perlekatan
|
Melekat pada tendon yang menghubungkan setiap otot
skeletal ke tulang
|
Melekat pada jaringan otot itu sendiri
|
Kontraksi
otot
|
Merespon peningkatan ketegangan otot yaitu penarikan
otot ditendon yang bersangkutan.
|
Tidak merespon ketegangan otot
|
Perubahan
panjang otot
|
Tidak sensitif terhadap perubahan panjang otot
|
Merespon ketegangan otot
|
Fungsi
|
Memberikan informasi kepada sistem saraf pusat
tentang ketegangan otot dan menjalankan fungsi protektif
|
Merespon perubahan-perubahan kecil pada panjang otot
ekstrafusalnya.
|
Refleks
Perentangan
→Mekanisme yang dipakai refleks perentangan
untuk mempertahankan stabilitas anggota badan.
→Dokter yang mengetukkan palu berkepala
karet ke lutut pasiennya, ekstensi tungkai yang disebabkan oleh ketukan disebut
patellar tendon reflex, sedangkan
refleks yang dibangkitkan oleh kekuatan perentangan disebut stretch reflex.
Refleks
Menarik Diri
Bila tangan kita terkena piring yang sangat
panas maka otomatis kita akan menarik tangan kita, ini disebut withdrawel refelx
.
Intervasi
Resiprokal
Reciprocal Innervation adalah salah satu
prinsip penting sirkuit sumsum tulang belakang, ia mengacu pada fakta bahwa
otot-otot antagonistik di inervasikan dengan cara reflek menarik diri.
Berjalan
: Refleks Sensorimotor yang Kompleks
Program semacam ini harus mengintegrasikan
semua panca indra yang ada di mata, telapak kaki, lutut, pinggul, telinga,
kesembangan dan lain-lainnya.
9.PROGRAM-PROGRAM SENSORIMOTOR
SENTRAL
Program-Program Sensorimotor Sentral
Mampu Menciptakan Ekuivalensi Motorik
Fakta bahwa gerakan-gerakan yang sama dapat
dilakukan dengan beragam cara dan melibatkan otot-otot yang berbeda-beda.
Contoh : Kita belajar membuat tanda tangan dengan gerakan jari dan tangan
stereotipikal, tetapi bila kita membuat tanda tangan dengan jari kaki diatas
pasir, tanda tangan kita akan tetap mempertahankan ciri tipikalnya.
Informasi Sensori yang Mengontrol
Program-Program Sensorimotor Sentral Belum Tentu Disadari.
→Mekanisme-mekanisme neural persepsi visual
sadar (arus sentral) belum tentu sama dengan mekanisme neural yang memediasi
kontrol visual perilaku (arus dorsal).
→Ilusi Ebbinghaus.
Program-Program Sensorimotor Sentral
Dapat Berkembang Tanpa Latihan.
→Program sensorimotor sentral untuk banyak
perilaku tipikal spesies dibentuk tanpa latihan eksplisit untuk perilaku
tersebut.
→Studi
klasik Fentress (1973)→Tikus tikus yang tidak
memilki anggota badan bagian depan, yang mengalami deprivasi kontak lidah cakar
depan normal, akan sering memotong sekuensi perilaku berdandan pura puranya
dengan menjilati teman sekandang atau bahkan menjilati lantai.
Latihan Dapat Menciptakan Program
Sensorimotor Sentral
→Latihan adalah suatu cara untuk membuat/
memodifikasi program sensorimotor sentral. Ada 2 proses yang mempengaruhi
belajar program sensorimotor sentral :
1.Response
Chungking→Hypothesisnya bahwa latihan mengombinasikan program-program
sensorimotor sentral yang mengontrol respon individual menjadi program yang
mengontrol sekuensi (chunks).
2.Mengalihkan kontrol ke tingkat-tingkat
yang lebih rendah dalam sistem sensorimotor→2 keuntungan :
a.Membebaskan tingkat-tingkat yang lebih
tinggi dalam sistem untuk menangani aspek-aspek performa yang lebih esoterik.
b.Memungkinkan kecepatan tinggi karena
sirkuit-sirkuit yang berbeda ditingkat yang lebih rendah dalam hierarki dapat
bekerjasama secara simultan, tanpa saling mengganggu.
Pencitraan Otak Fungsional untuk
Belajar Sensorimotor
→Studi
PET oleh Jenkins dan rekan-rekan sejawatnya (1994)→Merekam aktivitas PET
dari subyek-subyek manusia yang melakukan 2 sekuensi penekanan kunci yang
berbeda →Ada 3 kondisi : 1. Kondisi kontrol istirahat 2. Kondisi yang subyeknya
melakukan sekuensi yang baru saja dipelajari 3. Kondisi yang subyeknya melakukan sekuensi
yang sudah terlatih dengan baik.
→Mereka merekapitulasi poin-poin penting
dalam 6 temuan utama studinya.
DAFTAR
PUSTAKA
1.Pinel, John P.J (2009).Biopsikologi edisi
ketujuh (Terj).Yogyakarta : Pustaka Pelajar
2.http://sillammulia.blogspot.com/2014/01/bab-i-pendahuluan-a.html
3.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC164311/#!po=54.3478
4.
http://pinkanalice.blogspot.com/2013_12_01_archive.html