[SISTEM SENSORIMOTOR]

Disusun Oleh :                                                                                     
1.Muanawatul M  (46113320017)                                                                                                  
2.Ai Trisnawati      (46113320009)                                                                                                                                                




KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan yang telah memberikan kekuatan kepada kami berdua untuk menyelesaikan makalah tentang “ Sensorimotor “.
Kami sangat menyadari bahwa banyaknya kekurangan dalam makalah ini baik dalam penulisan dan terutama sistimatikanya. Dengan segala keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami, mohon dengan sangat kritik dan saran mengenai makalah ini.
Tugas ini kami kerjakan dalam rangka memenuhi tugas dari Ibu Rizki Dawanti, M.Psi, Psi dalam mata kuliah BioPsikologi. Terimakasih yang tidak terhingga kepada beliau yang telah memberikan bimbingan kepada kami.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.




Bekasi, 28 Mei 2014




Penyusun, :
1.Muanawatul M  (46113320017)
2.Ai Trisnawati       (46113320009)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
1.Pengertian Sistem Sensorimotor
2.Tiga Prinsip Fungsi Sensorimotor
3.Korteks Asosiasi Sensorimotor
4.Korteks Motorik Sekunder
5.Korteks Motorik Primer
6.Serebelum dan Ganglia Basalis
7.Jalur-Jalur Motorik yang Mengalir dari-Atas-ke-Bawah
8.Sirkuit Spinal Sensorimotor
9.Program-Program Sensorimotor Sentral
Daftar Pustaka





PENDAHULUAN

1.PENGERTIAN.


Sistem sensorimotor adalah sistem yang bertanggung jawab untuk memproses informasi yang berhubungan dengan posisi tubuh dalam melakukan gerakan.
Diibaratkan sebuah perusahaan besar yang efisien yang dikendalikan oleh perintah-perintah yang turun kebawah melalui tingkatan-tingkatan hierarki (berjenjang) dari yang paling tinggi yaitu presdir ke tingkat terendah yaitu pekerja.
Komponen terdiri dari reseptor sensorik pada sendi dan jaringan lunak yang mengirim sinyal ke otak melalui jalur saraf.

2.TIGA PRINSIP FUNGSI SENSORIMOTOR.
Korteks Asosiasi                                                           
        ↓
Korteks Motorik Sekunder
        ↓
Korteks Motorik Primer
        ↓
Nuklei Motorik Batang Otak                         
       
Otot- otot


Sistem Sensorimotor :
·         Terorganisasi Secara Hierarkis
·         Sistem hierarki yang bersifat paralel dan terorganisasi secara fungsional.
·         Dikendalikan oleh perintah-perintah yang turun kebawah melalui tingkat hierarki.Dari korteks asosiasi (menyebutkan tujuan umum, bukan rencana tindakan spesifik, tidak terlibat aktif dalam detail-detailnya) → otot-otot.
·         Sistem yang efisien bersifat paralel→sinyal mengalir diantara berbagai tingkat melalui banyak jalur→korteks asosiasi dapat menerapkan kontrol atas tingkat hierarki yang lebih rendah dengan lebih dari satu cara.
Contoh : Korteks asosiasi dapat menghambat secara langsung refleks kedipan mata untuk memungkinkan masuknya lensa kontak.







Keunggulan organisasi hierarkis →tingkat yang lebih tinggi dibiarkan bebas melakukan fungsi yang lebih kompleks.
Hierarki ditandai oleh segregasi fungsional→setiap tingkat hierarki sensorimotor cenderung terdiri atas unit-unit (struktur-struktur neural)yang berbeda dan masing-masing menjalankan tugas yang berbeda pula.
Perbedaan antara sistem sensori dengan sistem sensorimotor adalah :
Sistem sensori→→informasi primernya mengalir naik melalui hierarki.
Sistem sensorimotor →→mengalir turun.

 



Output Motorik Dipandu oleh Input Sensori.

Modalitas sensori kita adalah sebagai berikut :
Modalitas Sensori
Reseptor
Alat Indera
Penglihatan
Sel batang dan kerucut
Mata
Pendengaran
Sel-sel rambut
Telinga, Organ corti
Penciuman
Sel olfaktorius
Hidung
Kecap
Reseptor kecap/ papila kecap
Lidah
Percepatan rotasional
Sel-sel rambut
Telinga/ kanalis semisiruler
Percepatan linier
Sel-sel rambut
Telinga/ utrikulus dan sakulus
Raba, tekan
Ujung-ujung saraf
Variasi
Hangat
Ujung-ujung saraf
Variasi
Dingin
Ujung-ujung saraf
Variasi

→Penyesuaian dalam output motorik yang sering terjadi, hal ini dimaksud sebagai respon umpan balik sensorik yang terkontrol secara tak sadar oleh tingkat hierarki sensorimotor yang lebih rendah tanpa keterlibatan tingkat-tingkat yang lebih tinggi.
→Mata, sistem organ, sistem saraf dan persendian semuanya memantau respons anggota gerak tubuh dan mereka mengumpan balikkan informasi itu kedalam sirkuit sensorimotor.Sensori arus balik ini mempunyai peranan dalam mengarahkan kesinambungan berbagai respon yang dihasilkan.
→Gerakan balistik (ballistic movements), gerakan-gerakan  pendek, all or none, berkecepatan tinggi seperti menepuk lalat,  adalah salah satu contoh respon yang tidak dipengaruhi umpan balik sensori (arus balik yang dibawa oleh saraf-saraf somatosensori lengan).
                        

Belajar Mengubah Sifat dan Lokus Kontrol Sensorimotor.
Selama tahap-tahap awal belajar motorik , setiap respon individual dikerjakan dibawah kontrol yang disadari, seiring dengan latihan yang kontinue respons individual tersebut menjadi terorganisasi menjadi sekuensi-sekuensi tindakan yang terintegrasi secara berkesinambungan yang mengalir lancar dan disesuaikan dengan umpan balik.Sensori tanpa regulasi sadar.


3.KORTEKS ASOSIASI SENSORIMOTOR.
·         Berada dipuncak hierarki sensorimotor
·         Terdapat 2daerah korteks asosiasi sensorimotor utama yang masing-masing terdiri atas beberapa daerah yang berbeda dan memiliki fungsi yang berbeda pula.

Korteks Asosiasi Pariental Posterior
·         Merupakan porsi neokorteks parietal yang letaknya posterior terhadap korteks somatosensori primer.
·         Berperan penting dalam mengintegrasi kedua macam informasi ini dan dalam mengarahkan perhatian.
·         Banyak output korteks parietal posterior pergi ke daerah-daerah korteks motorik, yang berlokasi dikorteks frontal, ke korteks asosiasi prefrontal dorsolateral, ke berbagai daerah korteks motorik sekunder, dan ke medan mata frontal-sebuah daerah kecil korteks prefrontal yang mengontrol gerakan-gerakan mata.
·         Bagian korteks ini terdiri atas mosaik daerah-daerah kecil yang masing-masing terspesialisasi untuk memandu gerakan mata, kepala, lengan, atau tangan tertentu.
Kerusakan pada bagian korteks ini akan menyebabkan :
1.Defisit sensorimotor
2.Defisit dalam persepsi dan ingatan akan hubungan-hubungan spasial
3.Defisit dalam meraih dan memegang secara benar
4.Defisit dalam pengontrolan gerakan mata dan pemusatan perhatian.
Dampak kerusakan paling berat adalah :
  
5.Apraksia(gangguan gerakan disengaja yang tidak dapat diatribusikan pada sebuah defisit motorik sederhana,misalnya kelumpuhan/kelemahan)atau pada defisit apapun dalam komprehensi atau motivasi. Apraksia sering disebabkan oleh kerusakan unilateral pada lobus parietal posterior.  Disebut juga gangguan ketidakmampuan untuk melakukan tugas yang memerlukan ingatan atau serangkaian gerakan.
6.Contralateral neglect(gangguan untuk merespon stimuli pada satu sisi tubuh yang berlawanan/kontralateral dengan sisi lesi otak,tanpa disertai adanya defisit sensorik atau motorik sederhana).
Ciri-ciri penderitanya :
Berperilaku seakan-akan sisi kiri dunianya tidak ada
Penderita tidak sadar bahwa ia sedang mengalami masalah
Mengalami kesulitan dalam merespon hal-hal yang berada disebelah kiri/ egosentric left.    



                              
Korteks Asosiasi Prefrontal Dorsolateral
·         Menerima proyeksi dari korteks parietal posterior dan mengirimkan ke daerah-daerah korteks motorik sekunder, primer dan ke medan mata frontal.
·         Berperan dalam evaluasi stimuli eksternal dan inisiasi reaksi-reaksi yang disengaja terhadapnya.
·         Properti-properti respons neuron prefrontal dorsolateral menunjukkan bahwa keputusan untuk menginisiasi gerakan yang disengaja dapat diambil didaerah korteks ini, tetapi bergantung pada interaksi kritis dengan korteks parietal posterior.

4.KORTEKS MOTORIK SEKUNDER
·         Daerah- daerah Korteks Motorik Sekunder adalah :
Daerah-daerah yang menerima banyak  inputnya dari korteks asosiasi dan mengirimkan banyak outputnya ke korteks motorik primer.
·         Terdapat 2 daerah yaitu :
1.Daerah motorik suplementer
2.Daerah korteks premotorik.
·         Kedua daerah ini terlihat dengan jelas dipermukaan lateral lobus frontal, tepat pada posisi anterior terhadap korteks motorik primer.
·         Studi-studi pencitraan otak fungsional mutakhir menunjukkan bahwa korteks motorik sekunder manusia mirip dengan primata-primata lainnya.
·         Secara umum, daerah korteks ini diduga terlibat dalam pemograman pola-pola gerakan tertentu setelah menerima instruksi umum dari korteks prefrontal dorsolateral.

Mirror Neurons
·         Adalah neuron-neuron yang menembak ketika seorang individu melakukan gerakan tangan tertentu yang mengarah ketujuan atau ketika ia melihat gerakan mengarah tujuan yang sama yang dilakukan orang lain.
·         Diidentifikasi berkaitan dengan mekanisme untuk kognisi sosial (pengetahuan tentang persepsi,ide dan intensi orang lain)→memetakan tindakan orang lain kedalam repertoar tindakan sendiri akan memfasilitasi pemahaman sosial,kerjasama dan imitasi/peniruan.

                    





5.KORTEKS MOTORIK PRIMER
                
·         Korteks ini terletak di girus prefrontal lobus frontal.
·         Merupakan titik konvergensi utama dari sinyal-sinyal sensorimotor kortikal dan merupakan titik awal utama, tetapi bukan satu-satunya, dari sinyal-sinyal sensorimotor dari korteks serebral.
Pandangan Konvensional tentang Fungsi Korteks Motorik Primer
Homonkulus motorik, peta somatotopik korteks motorik primer manusia. Stimulasi terhadap berbagai lokasi dikorteks motorik primer memicu gerakan-gerakan sederhana dibagian-bagian tubuh yang diindikasikan.(Diadaptasi dari Penfield & Rasmussen, 1952).                
·         Sebagian besar korteks motorik primer digunakan untuk mengontrol bagian-bagian tubuh yang mampu melakukan gerakan-gerakan ruwet seperti tangan dan mulut.
·         Setiap lokasi dalam korteks ini menerima umpan balik sensori dari reseptor-reseptor dalam otot dan persendian yang dipengaruhi oleh lokasi tersebut.
·         Masing-masing neuron dalam korteks ini diduga mengode arah gerakan→adanya penemuan bahwa setiap neuron didaerah lengan korteks motorik primer menembak secara maksimal saat lengan menjangkau kearah tertentu, masing-masing neuron memiliki arah preferensi yang berbeda-beda.

·         Kesimpulannya →Setiap lokasi dikorteks motorik primer mengontrol sebuah otot dibagian kontralateral tubuh dan →Setiap neuron menghasilkan gerakan dengan arah tertentu.

                
Pandangan Saat Ini tentang Fungsi Korteks Motorik Primer
→Contoh →Stimulasi terhadap lokasi secara reliable menghasilkan respon menyuapkan makanan→Lengan terulur ke depan, telapak tangan tertutup seolah olah memegang makanan lalu dibawa kemulut dan akhirnya mulut terbuka.
→Organisasi somatotopik kasar→stimulasi didaerah wajah cenderung membangkitkan gerakan wajah.
                  
Sangat penting :
→Sinyal sinyal dari setiap lokasi dikorteks motorik primer sangat divergen sehingga setiap titik tertentu memilki kemampuan untuk membawa sebuah bagian tubuh (misalnya lengan) kelokasi target terlepas dari posisi awalnya.
→Hal itu berarti bahwa sistem sensorimotor memang plastis.
Poin kuncinya adalah rute yang diikuti sinyal sinyal neural dari daerah tertentu dikorteks motorik primer sangat plastis dan diduga dapat ditentukan kapan saja oleh umpan balik dari sistem somatosensori.
Efek-Efek Lesi Korteks Motorik Primer
Kerusakan ekstensif pada korteks ini dapat mendisrupsi kemampuan pasien untuk menggerakkan salah satu bagian tubuhnya (misal salah satu jarinya) secara independen, yang dapat mengakibatkan astereognosa (defisit dalam stereognosis) dan dapat mengurangi kecepatan , keakuratan, dan kekuatan gerakan pasien.

6.SEREBELUM & GANGLIA BASALIS
·         Keduanya sangat penting, tetapi bukan merupakan bagian utama jalur yang dilalui sinyal-sinyal yang turun melalui hierarki sensorimotor.
·         Interkoneksi antara daerah sensori dan motorik melalui serebelum dan ganglia basalis diduga mejadi salah satu alasan mengapa kerusakan yang terjadi pada penghubung kortikal diantara daerah korteks visual dan daerah motorik frontal tidak meniadakan respon-respon yang dipandu secara visual.

1.Serebelum
·         Menerima informasi dari korteks motorik primer dan sekunder, tentang sinyal-sinyal motorik yang turun dari nuklei motorik batang otak, dan umpan balik dari respon-respon motorik melalui sistem somatosensorik dan vestibuler.
·         Serebelum diduga ketiga sumber input ini dan mengoreki gerakan-gerakan yang sedang berlangsung, yang meyimpang dari sumber yang di inginkan→diyakini memainkan peranan utama ddalam belajar motorik, khususnya dalam mempelajari sekuensi-sekuensi gerakan yang timingnya merupakan faktor kritis.
·         Kerusakan serebelum, pasien kehilangan kemampuannya untuk mengontrol secara tepat arah, kekuatan, kecepatan dan amplitudo gerakan dan kemampuannya untuk mengadaptasikan berbagai pola output motorik dengan kondisi yang berubah-ubah.Mereka kesulitan mempertahankan postur tetap (misalnya berdiri) dan usaha untuk melakukannya sering menimbulkan tremor.

  

2.Ganglia Basalis
·         Bagian ini tidak mengandung neuron sebanyak serebelum, namun dalam arti tertentu mereka lebih kompleks.
·         Berbeda dengan serebelum yang dioperasikan secara sistimatis dalam berbagai lobus, kolom, dan lapisan, ganglia basalis merupakan sekumpulan nuklei heterogen yang saling terhubung secara kompleks.
·         Seperti halnya serebelum, ganglia basalis berperan dalam modulasi output motorik.
·         Diduga terlibat dalam berbagai fungsi kognitif→dalam studi dengan tikus, ganglia basalis ditemukan berpartisipasi dalam belajar melakukan respons habitual secara tepat, sebuah tipe belajar respons yang ditandai dengan perkembangan secara gradual.


7.JALUR-JALUR MOTORIK YANG MENGALIR DARI-ATAS KE-BAWAH
Sinyal-sinyal neural dikonduktasikan dari korteks motorik primer ke neuron-neuron motorik sumsum tulang belakang melalui 4 jalur yang berbeda, 2jalur berjalan dari atas ke bawah didaerah dorsolateral sumsum tulang belakang dan 2 berjalan diatas ke bawah didaerah ventromedial sumsum tulang belakang.

Traktus Kortikospinal Dorsolateral dan Traktus Kortikorubrospinal Dorsolateral
Kelompok akson traktus kortikospinal dorsolateral adalah :
Sebuah kelompok akson berjalan turun dari korteks motorik primer melalui medullary pyramids (piramida medularia), dua tonjolan diatas permukaan sentral medula, lalu berdekusasi dan terus berjalan turun dalam jaringan saraf spinal dorsolateral. Yang paling terkenal adalah sel-sel Betz.
Kelompok traktus kortikorubrospinal dorsolateral adalah :
Kelompok akson yang turun dari korteks motorik primer bersinapsis di red nucleus otak tengah, lalu berdekusasi dan berjalan turun melalui medula, yang sebagian diantaranya berakhir di nuklei saraf kranial yang mengontrol otot ke wajah, dan sisanya berjalan turun diporsi dorsolateral sumsum tulang belakang.

Traktus Kortikospinal Ventromedial dan Traktus Korteks-Batang Otak-Sumsum Tulang Belakang Vendromedial.
Ada 2 divisi utama jalur motorik ventromedial yaitu :
1.Langsung /Traktus kortikospinal ventromedial
2.Tidak langsung /Traktus korteks-batang otak-sumsuum tulang belakang yang terdiri atas akson-akson korteks motorik yang masuk kedalam jaringan struktur-struktur batang otak yang terdiri atas 4 bagian :
a.Tektrum / menerima informasi auditori dan visual tentang lokasi spesial
b. Nukleus vestibuler / Menerima informasi tentang keseimbangan reseptor dikanal-kanal semi sirkuler telinga dalam.
c. Formasi retikuler / Berisi program motorik yang mengatur gerakan tipikal spesies kompleks, misal berjalan dan berenang.
d. Nuklei motorik / Saraf-saraf kranial yang mengontrol otot wajah.

Perbandingan Kedua Jalur Motorik Dorsolateral dan Kedua Jalur Motorik Vendromedial.
No
Jalur Dorsolateral
Jalur Ventromedial
1
Kedua traktusnya berakhir diparuh kontralateral disalah satu segmen sumsum tulang belakang→kadang-kadang langsung disebut neuron motorik.
Kedua traktusnya jauh lebih terdifusi
2
Neuron motorik yang diaktifkan berproyeksi ke otot-otot distal (otot-otot jari).

Neuron-neuron motorik yang diaktifkan berproyeksi ke otot proksimal batang tubuh dan anggota badan (otot-oto pundak).

SIRKUIT SPINAL (SUMSUM TULANG BELAKANG) SENSORIMOTOR
Menunjukkan kompleksitas yang cukup tinggi dalam fungsinya, terlepas dari sinyal-sinyal yang datang dari otak.
OTOT-OTOT
Unit-unit motorik adalah unit-uunit terkecil aktivitas motorik
·         Setiap unit motorik terdiri atas sebuah neuron motorik tunggal dan semua serabut otot skeletal individual yang di inervasinya.
·         Sebuah otot skeletal terdiri atas ratusan ribu serabut otot seperti benang yang dipersatukan dalam sebuah selaput kuat dan diletakkan pada tulang oleh sebuah tendon.
·         Banyak otot skeletal yang tidak jelas menjadi bagian dari mana fleksor atau ekstensor.
·         Fleksor bekerja untuk membengkokkan atau melenturkan sendi, dan ekstensor bekerja untuk meluruskan atau mengulurkannya.
·         Otot bisep dan trisep masing-masing adalah fleksor dan ekstensor sendi siku.
·         Untuk memahami cara kerja otot, penting disadari bahwa otot memiliki properti-properti mirip kabel yang elastis dan fleksibel.

Organ-Organ Reseptor Tendon dan Otot
Aktivitas otot skeletal dipantau oleh 2 jenis reseptor yaitu organ-organ tendon golgi dan gelendong otot. Berikut perbedaannya ;
Aspek Pembeda
Organ Tendon Golsi
Gelendong Otot/ muscle spindles

Perlekatan
Melekat pada tendon yang menghubungkan setiap otot skeletal ke tulang
Melekat pada jaringan otot itu sendiri
Kontraksi otot
Merespon peningkatan ketegangan otot yaitu penarikan otot ditendon yang bersangkutan.
Tidak merespon ketegangan otot
Perubahan panjang otot
Tidak sensitif terhadap perubahan panjang otot
Merespon ketegangan otot
Fungsi
Memberikan informasi kepada sistem saraf pusat tentang ketegangan otot dan menjalankan fungsi protektif
Merespon perubahan-perubahan kecil pada panjang otot ekstrafusalnya.

Refleks Perentangan
→Mekanisme yang dipakai refleks perentangan untuk mempertahankan stabilitas anggota badan.
→Dokter yang mengetukkan palu berkepala karet ke lutut pasiennya, ekstensi tungkai yang disebabkan oleh ketukan disebut patellar tendon reflex, sedangkan refleks yang dibangkitkan oleh kekuatan perentangan disebut stretch reflex.


Refleks Menarik Diri
Bila tangan kita terkena piring yang sangat panas maka otomatis kita akan menarik tangan kita, ini disebut withdrawel refelx
                     
.
   
Intervasi Resiprokal
Reciprocal Innervation adalah salah satu prinsip penting sirkuit sumsum tulang belakang, ia mengacu pada fakta bahwa otot-otot antagonistik di inervasikan dengan cara reflek menarik diri.
Berjalan : Refleks Sensorimotor yang Kompleks
Program semacam ini harus mengintegrasikan semua panca indra yang ada di mata, telapak kaki, lutut, pinggul, telinga, kesembangan dan lain-lainnya.
   

9.PROGRAM-PROGRAM SENSORIMOTOR SENTRAL
Program-Program Sensorimotor Sentral Mampu Menciptakan Ekuivalensi Motorik
Fakta bahwa gerakan-gerakan yang sama dapat dilakukan dengan beragam cara dan melibatkan otot-otot yang berbeda-beda. Contoh : Kita belajar membuat tanda tangan dengan gerakan jari dan tangan stereotipikal, tetapi bila kita membuat tanda tangan dengan jari kaki diatas pasir, tanda tangan kita akan tetap mempertahankan ciri tipikalnya.
Informasi Sensori yang Mengontrol Program-Program Sensorimotor Sentral Belum Tentu Disadari.
→Mekanisme-mekanisme neural persepsi visual sadar (arus sentral) belum tentu sama dengan mekanisme neural yang memediasi kontrol visual perilaku (arus dorsal).
→Ilusi Ebbinghaus.


Program-Program Sensorimotor Sentral Dapat Berkembang Tanpa Latihan.
→Program sensorimotor sentral untuk banyak perilaku tipikal spesies dibentuk tanpa latihan eksplisit untuk perilaku tersebut.
→Studi klasik Fentress (1973)→Tikus tikus yang tidak memilki anggota badan bagian depan, yang mengalami deprivasi kontak lidah cakar depan normal, akan sering memotong sekuensi perilaku berdandan pura puranya dengan menjilati teman sekandang atau bahkan menjilati lantai.

Latihan Dapat Menciptakan Program Sensorimotor Sentral
→Latihan adalah suatu cara untuk membuat/ memodifikasi program sensorimotor sentral. Ada 2 proses yang mempengaruhi belajar program sensorimotor sentral :
1.Response Chungking→Hypothesisnya bahwa latihan mengombinasikan program-program sensorimotor sentral yang mengontrol respon individual menjadi program yang mengontrol sekuensi (chunks).
2.Mengalihkan kontrol ke tingkat-tingkat yang lebih rendah dalam sistem sensorimotor→2 keuntungan :
a.Membebaskan tingkat-tingkat yang lebih tinggi dalam sistem untuk menangani aspek-aspek performa yang lebih esoterik.
b.Memungkinkan kecepatan tinggi karena sirkuit-sirkuit yang berbeda ditingkat yang lebih rendah dalam hierarki dapat bekerjasama secara simultan, tanpa saling mengganggu.
Pencitraan Otak Fungsional untuk Belajar Sensorimotor
Studi PET oleh Jenkins dan rekan-rekan sejawatnya (1994)→Merekam aktivitas PET dari subyek-subyek manusia yang melakukan 2 sekuensi penekanan kunci yang berbeda →Ada 3 kondisi : 1. Kondisi kontrol istirahat 2. Kondisi yang subyeknya melakukan sekuensi yang baru saja dipelajari  3. Kondisi yang subyeknya melakukan sekuensi yang sudah terlatih dengan baik.
→Mereka merekapitulasi poin-poin penting dalam 6 temuan utama studinya.



  


 






DAFTAR PUSTAKA

1.Pinel, John P.J (2009).Biopsikologi edisi ketujuh (Terj).Yogyakarta : Pustaka Pelajar
2.http://sillammulia.blogspot.com/2014/01/bab-i-pendahuluan-a.html
3.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC164311/#!po=54.3478

4. http://pinkanalice.blogspot.com/2013_12_01_archive.html
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url